Sabtu ini (21/4) sambil bertugas, saya mendapatkan banyak pelajaran
dari Pak Nuh, Bapak Menteri Pendidikan Nasional. Pak Nuh, demikian biasa
dipanggil, hadir di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) untuk membuka
pelatihan Emotional dan Spiritual Achievement. Sebuah pelatihan bagi pelajar
SMA yang terselenggara atas kerjasama Yayasan Al Kahfi dan UAI.
Oya..karena ada begitu banyak pelajaran dari beliau, aku bagi jadi beberapa tulisan ya..
Dalam pengalaman Pak Nuh, ada patokan utama yang bisa kita
ambil pelajaran. Patokan itu adalah usia seseorang di saat ia mencapat 25 tahun.
Usia 25 tahun adalah usia emas. Kalau orang sampai pada usia 25 tahun berhasil dilalui
dengan baik, maka insyaAllah di tahun-tahun berikutnya ia akan berhasil. Tapi
kalau usia dibawah 25 tahunnya berlalu begitu saja, kacau, berantakan, maka ia
perlu effort (usaha) besar untuk
menuju keberhasilan. Bukannya ia tidak bisa berhasil di masa depannya, tapi ia
butuh usaha lebih besar untuk berhasil dibanding mereka yang telah sukses
menapak usia 25 tahun dengan prestasi.
Oleh karena itu, anak-anak muda yang masih dalam usia belajar, anggap lulus SMA 18 tahun, lulus sarjana 22 tahun, 3 tahun untuk bekerja atau studi lanjut dan seterusnya harus mempersiapkan dengan baik masa-masa emas itu. Jika tidak, jangan harap bisa mencapai kesuksesan di usia yang lebih tinggi. Sayang sekali jika usia emas itu diisi dengan narkoba, tawuran, seks bebas dan kenakalan remaja lainnya karena mereka telah membuat noktah hitam dalam perjalanan hidupnya.
No comments:
Post a Comment