.jpg)
Suatu hari mereka dibawa ke sebuah tempat yang belum pernah mereka
kunjungi. Menurut orang sekitar, tempat ini sangat banyak mutiaranya. Setelah
sampai di titik yang ditentukan, mulailah mereka menceburkan diri satu persatu
ke dalam air.

Tak sadar ia sudah menghabiskan sekian lama untuk menikmati indahnya terumbu karang, ia baru tersentak..wah, waktuku tak banyak lagi, oksigenku sudah mulai menipis. Sedangkan tak satu mutiara pun yang sudah kukumpulkan.
Setengah panik ia meluncur semakin dalam ke dasar laut. Ia kumpulkan sejauh yang bisa ia jangkau. Tak peduli apakah mutiara itu sudah matang atau belum. Ia masukkan ke dalam kantong semua yang bisa disentuhnya.

Sesampainya di permukaan, ia beranjak menuju kapal yang membawanya. Tuannya sudah menunggu di kapal dengan penuh harap. Melihat si penyelam kembali bertangan hampa, menjadi murkalah si tuan. “Mana mutiaranya..ngapain aja kau disana!”, kata si tuan. Si penyelam hanya tertunduk, perasaannya bercampur takut dan malu. “Maaf tuan, saya tadi belum sempat mengumpulkan mutiara, dan ada lumba-lumba yang menabrak saya..tolong beri saya oksigen lagi tuan..saya janji akan mengumpulkan mutiara!”. Penyelam itu mengiba-iba minta dikasihani..Meskipun penyelam itu mengiba, tetap saja si tuan tak peduli. Bahkan tuan itu tidak memberinya imbalan apa-apa karena ia tidak menjalankan tugasnya.
Persis..hidup itu seperti pengumpul mutiara. Allah telah memberikan kita oksigen, yang bisa kita sebut waktu. Tugas kita adalah untuk mengumpulkan mutiara-mutiara, yang bisa kita sebut amal kebaikan. Suatu saat oksigen kita akan habis dan itulah saatnya kita kembali kepada tuan kita (Allah) dengan membawa amal-amal kita.
Namun tidak sedikit manusia yang lalai dengan tugasnya, ia terpesona dengan kehidupan dunia hingga lupa beribadah. Hingga waktunya telah tiba, ia panik dan terlambat sudah. Ketika ia berjumpa Allah, ia meminta untuk dikembalikan lagi ke dunia dan berjanji akan melakukan amal kebaikan. Namun, waktunya telah habis, dan pada saat itu tak ada lagi yang bermanfaat. Tidak anak, tidak harta..yang bermanfaat hanyalah mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih, yang membawa amal kebaikan, dan yang tidak lupa tugas mereka sebagai pengumpul mutiara.
Terinspirasi dari nasehat Bapak Afif Hamka..
Gambar-gambar diambil dari akuhebat.com, lolamutiara.wordpress.com, syahruramadhani.wordpress.com
No comments:
Post a Comment