Friday, March 18, 2011

Tips menggapai Kebahagiaan dalam Keluarga

It’s nice Friday(18/3/11).. Khutbah jum’at kali ini berat banget mata rasanya..Selesai jum’atan, ternyata ada makan siang gratis, untuk para undangan pengajian karyawan. Oya, siang ini ada pengajian di kantor. Ya, bekerja di lingkungan Islami enak-nya ya seperti ini..Ada saja yang mengingatkan kita untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta. Kalau waktu dzuhur datang, dengar adzan, bisa ke masjid. Setiap dua minggu sekali ada pengajian, dst..dst..Mungkin sangat berbeda dengan mereka yang bekerja di gedung-gedung pencakat langit, di perusahaan multinasional, sebagian besar energi digunakan totalitas untuk bekerja. Tapi dimana pun kita bekerja, semoga tak lupa niat kita bekerja mencari bekal untuk tempat kembali kita kelak.

Oya, nyambung lagi dengan pengajian karyawan di UAI minggu ini. Nara sumbernya kali ini adalah bapak H. Mahfudh Makmun, pimpinan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Beliau mengangkat tema Keluarga Sakinah. Ga gampang lho menciptakan keluarga sakinah di zaman seperti ini. Tuntutan kehidupan yang tinggi seringkali memaksa suami istri untuk sama-sama bekerja. Akhirnya anak-anak terlantar atau diurus sama pembantu. Parahnya lagi kalau anak salah berteman, bisa narkoba sampai akhirnya over dosis. Banyak lagi masalah keluarga yang membuat suami, istri dan anak-anak mereka seperti berada di ‘neraka’ ketika di rumah, dan akhirnya masing-masing mereka mencari ‘surga’ di luar rumah. Naudzu billahi min dzalik..

Di kota-kota besar seperti Jakarta, tidak sedikit anak-anak yang curhat, mereka bilang saya ini punya ayah seperti tidak punya ayah, punya ibu seperti tidak punya ibu. Siapa yang bertanggungjawab kalau keadaannya sudah seperti ini ? Padahal apa sih tujuannya sebenarnya dari kita berkeluarga? Ujung-ujungnya pasti kita mencari kebahagiaan..lha mau cari apalagi kalau bukan kebahagiaan?

Nah..Rasulullah telah menyampaikan pada kita bahwa ada 4 hal yang membuat bahagia dalam sebuah keluarga. Empat hal tersebut adalah :
1. Istri yang shalihah (atau suami yang shalih)
2. Anak yang berbakti
3. Rezeki yang wasi’ (wasi’ artinya disaat butuh ada)
4. Lingkungan yang di dalamnya orang yang baik-baik

Hendaknya setiap keluarga berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai 4 hal diatas. Carilah istri atau suami yang baik. Kalau kita mau punya pasangan yang baik, kita-nya dulu yang mesti baik. Allah berfirman yang kurang lebih maknya seperti ini : “Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, laki-laki yang jahat untuk perempuan yang jahat”. Jangan asal pilih pasangan. Setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam mencari pasangan : 1. Agamanya, 2.keturunannya,3.kecantikannya,4. Hartanya.

Selanjutnya, didiklah anak sebaik mungkin. Anak-anak kita tidak hanya perlu cerdas, tapi juga berbakti. Amat sayang kalau anak-anak kita pintar-pintar tapi tidak berbakti kepada orang tuanya. Ga sedikit lho anak macam ini..Anak-anak sekarang suka berulah, dititipin uang buat bayar sekolah malah ditilep buat beli macam-macam. Kasihan kan orang tuanya..Semoga anak-anak kita ga seperti itu ya..

Rezeki yang wasi’ juga menjadi keinginan kita semua. Wasi’ artinya luas. Dalam makna yang lebih luas, wasi’ diartikan sebagai rezeki dimana saat kita butuh selalu ada. Semoga Allah anugerahkan kita semua rezeki yang luas ya..

Terakhir adalah lingkungan yang berisi orang-orang baik. Wah..betul, kalau kita punya tetangga yang baik serasa hidup di ‘surga’-nya dunia kali ya..Saya punya pengalaman tinggal dengan tetangga yang suka ngomongin isinya ragunan. Kadang ibunya bilang “monyet”, dan lain-lainnya..Lama-lama anak-anak kita kan juga bilang ‘monyet’ juga..Kita sudah didik baik-baik di rumah, eh..malah dapat contoh yang jelek dari tetangga. Wah..banyak deh kalau mau diceritain, jadi buat ga betah saat itu. Makanya punya lingkungan yang baik akan sangat berpengaruh pada kebahagian sebuah keluarga.

Semoga Allah mudahkan kita untuk menggapai empat hal diatas ya..sehingga keluarga kita menjadi keluarga sakinah, yang di dalamnya berisi mawaddah (cinta secara fisik) dan rahmah (kasih sayang).

Thursday, March 17, 2011

VVC Plus, sebuah konsep alternatif tentang Kepemimpinan Utuh

Buku itu sudah cukup lama tersimpan di lemari buku saya..namun belum sempat terbaca. Kesibukan kuliah yang mengharuskan membaca puluhan jurnal dan buku teks membuat kesempatan membaca buku lainnya jadi tertunda. Buku itu berjudul ”Dua belas konsep kepemimpinan, More About Beyond Leadership” karya Prof. Dr. Djokosantoso Moeljono. Perlu dorongan kuat untuk membuka dan membaca halaman-halaman buku tersebut. Dorongan itu akhirnya muncul juga karena sebuah kesempatan yang saya ambil untuk membawakan materi leadership dalam sebuah mata kuliah JK3 (Penumbuhan Jiwa Kepemimpinan dan Karakter Korporasi).

Ya, akhir minggu ini saya kembali mendapatkan kesempatan mengajar setelah vakum selama 2 tahun karena studi. Dari sekian banyak konsep kepemimpinan yang diulas dalam buku tersebut, saya tertarik dengan konsep “Kepemimpinan Utuh”.

Pak Djoko, pengarang buku tersebut dan pernah menjadi atasan langsung penulis, menyampaikan bahwa seseorang yang ingin berhasil memimpin dengan baik, sebaiknya mempelajari kiat-kiat agar siap menjadi pemimpin unggul, melalui kepemimpinan utuh. Pak Djoko mengulas konsep kepemimpinan utuh yang disebut dengan VVC Plus. Adalah tiga orang pakar manajemen yaitu Neil Snyder, James J. Dowd Jr, dan Diane Morse Houghton merumuskan tiga formula tentang manajemen yang mereka tulis dalam bukunya VVC: Leadership for Quality Management (1994). Mereka menyatakan bahwa kepemimpinan yang unggul harus memiliki tiga pilar kepemimpinan, yaitu vision, value dan courage.

Seorang pemimpin wajib punya visi, sebuah arah dan jalan untuk sampai ke sebuah tempat yang menjadia tujuan organisasi. Dapat dibayangkan sebuah organisasi yang bergerak tanpa arah, mereka tak pernah tahu sudah sampai dimana, dan mereka tak akan tahu sudah ada dimana. Akibatnya mereka akan cepat merasa kelelahan. Berbeda dengan mereka yang mengerti arah jalannya kemana. Mereka pasti akan lebih lama merasa lelah karena mereka tahu apa yang mereka tuju. Dan seorang pemimpin adalah orang yang menunjukkan kemana arah tujuan perjalanan sebuah organisasi, dan ia sendiri yang akan memimpin pengikutnya.
Selain visi, seorang pemimpin harus punya value, atau nilai-nilai yang diyakini oleh semua orang di dalam organisasi. Nilai-nilai ini menjadi “bahan bakar” atau “roh” yang membuat orang menjadi bersemangat, punya “passion” atau gairah untuk melakukan sesuatu. Tentu saja nilai buat seseorang berbeda dengan orang lainnya. Sebagai seorang muslim, contoh nilai yang patut kita miliki adalah iman, islam dan ihsan. Dimana hidup yang kita jalani ini adalah merupakan penghambaan kita kepada Dzat yang kita yakini sebagai Tuhan, Pencipta Segalanya..Oleh karena itu kita menyerahkan sepenuhnya jiwa raga kita kepada-Nya. Sehingga kita bekerja dan beramal dalam hidup ini seolah-olah kita melihat Allah, tapi yakinlah kalau kita tidak bisa melihat Allah maka pasti Allah melihat kita. Dengan demikian kita meyakini bahwa semua pekerjaan kita pasti dibalas oleh Allah.

Visi dan Value adalah dua hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, namun itu belum cukup. Arah dan Nilai perlu didukung oleh sesuatu yang bernama “courage” atau keberanian. Begitu banyak pemimpin yang punya visi dan nilai, namun karena tidak punya nyali untuk memutuskan langkah, banyak ide dan rencana yang tidak pernah menjadi aksi, hanya konsep belaka. Padahal kegiatan utama dari seorang pemimpin adalah “Mengambil Keputusan”, dan setiap keputusan pasti ada resikonya. Nah..tidak semua pemimpin yang siap mengambil resiko karena kurangnya keberanian.

Tiga pilar diatas perlu ditambah dengan dua dasar lagi sehingga konsep ini menjadi VVC Plus. Dua dasar tersebut adalah kompetensi dan karakter yang kuat.

Kompetensi sangat dibutuhkan agar seorang pemimpin punya “knowledge” atau pengetahuan untuk melakukan sesuatu. Dengan kompetensi, seorang pemimpin dapat bertindak dengan tepat karena ia memiliki disiplin ilmu. Bayangkan dengan seorang pemimpin yang tidak punya latarbelakang tentang suatu pekerjaan yang ia pimpin, ia akan banyak melakukan trial and error. Meskipun ia juga bisa mengurangi tindakan coba-cobanya dengan memiliki sfat ahli yang menguasi bidang yang ia pimpin. Namun alangkah lebih baiknya jika seorang pemimpin adalah orang yang mengerti dengan baik bidang yang ia pimpin.

Dasar terakhir dan bersifat fundamental adalah karakter yang kuat (strong character). Dalam sebuah terminologi, karakter didefinisikan sebagai sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Seorang pemimpin semestinya memiliki sifat tegas jelas namun tetap humanis, lebih baik lagi kalau juga punya sifat humor. Jangan sampai menjadi pemimpin yang mencla mencle, omongannya tidak bisa dipegang, perbuatannya tidak bisa menjadi teladan dan sebagainya.

Inilah Konsep VVC Plus sebagai salah satu konsep alternatif Kepemimpinan yang Utuh. Selamat memimpin dengan sepenuh hati dan jadilah pemimpin yang utuh.

Sunday, March 13, 2011

Khasiat dan Kemampuhan si "Umbi Merah”, Buah Beet (Beetroot)

Akhir minggu lalu (5/3/11), memasuki usia kehamilan istri saya di bulan ke-8, dokter kandungan yang kami kunjungi merekomendasikan pada istri saya untuk mengkonsumsi buah beet (baca : bit). Awalnya saya bersama istri agak asing mendengar nama buah “buah apa dok..bit..buah apa itu ?”. Dokter menyarankan untuk bertanya saja ke toko buah, pasti mereka tahu.

Beberapa hari kemudian, saya mencoba mencari buah asing tersebut di sebuah toko buah besar di kawasan Ampera, yang banyak dikunjungi oleh ekspatriat, biasanya buah-buah aneh yang tak biasa kita temui pasti bisa kita dapatkan di toko buah seperti itu.

Akhirnya setelah bertanya kepada penjaganya, ia membawa saya ke tempat buah tersebut. Ohh..seperti ini rupanya bentuk buah beet.

seperti ini rupanya bentuk buah beet.

Buahnya seperti umbi-umbian, seperti bengkoang tapi warnanya merah. Rasa penasaran mulai datang mengusik, apa saja sih manfaat buah beet ini ? Setelah mencari-cari informasi di beberapa situs, ternyata buat beet ini sudah sejak abad 16 dikembangkan di Eropa Pusat dan Timur. Di Eropa, beetroot digunakan untuk mengobati kanker karena mengandung betanin yang tinggi dalam sayur. Di Roma, dahulunya beetroot ini digunakan sebagai zat perangsang.

Dari beberapa penulusuran penulis, terdapat cukup banyak nutrisi

yang terkandung dalam buah beet, diantaranya sebagai berikut :

· Vitamin A, B dan C

· Calcium

· Phosphorous

· Potassium

· Magnesium

· Iron

· Asam folik, folat

· Betanin

· Beta-carotene

· Lycopene

· Antioksidan

· Dan serat

Selain itu beetroot mempunyai kandungan boron yang secara langsung memproduksi hormon kelamin manusia. Beetroot efektif juga untuk memberantas demam dan memelihara tingkat kestabilan gula darah. Beberapa penelitian menunjukkan beetroot juga membantu untuk menghalangi pertumbuhan tumor, tapi juga mengurangi pertumbuhan kanker.

Banyak lagi kandungan beetroot yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti :

§ Penangangan tekanan darah tinggi, depresi, alzheimer, dementia, dan penyakit yang berhubungan dengan digestif

§ Bermanfaat untuk pembentukan darah

§ Digunakan untuk diet, karena beetroot tidak mengandung lemak, sedikit kalori dan sumber serat yang istimewa

§ Akar dan daun hijaunya mengandung zat besi, kalium, folat dan vitamin C, bagus untuk asupan wanita hamil

§ Jus beetroot mengandung zat yang dapat membuat butir-butir darah merah

§ Penanganan gangguan menstruasi, minum tiga kali sehari, sebanyak setengah gelas setiap minum.

§ Gabungan beetroot dengan sari wortel, dengan perbandingan segelas wortel dan setengah gelas beetroot merupakan pembuat sel-sel butir darah merah.

§ Zat potassium (kalium) dan khlor di dalam beet membuat sari beetroot dapat digunakan untuk membersihkan hati, ginjal dan kandung empedu serta mengaktifkan kelenjar-kelenjar tubuh.

Beetroot berfungsi sebagai antioksidan alami. Meskipun begitu beetroot jangan diminum terlalu banyak sekali karena sifatnya adalah pembersih tubuh yang agak keras terutama membersihkan hati. Di dalam sehari jangan lebih dari setengah liter. Apabila diminum terlalu banyak, beetroot dapat membuat pusing.

Penelitian tentang Keampuhan Beetroot

Mau tahu keampuhan beetroot lainnya ? Menurut para peneliti dari University of Exeter dan the Peninsula Medical School, kunci meningkatkan stamina cukup sederhana, hanya dengan minum segelas jus buah beet.

Bahkan menurut peneliti, dengan mengkonsumsi jus beet setiap harinya dapat membantu kita berolahraga tanpa rasa capek. Disamping itu, setengah liter jus beet se

tiap hari efektif menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan.

Masih menurut penelitian yang sama, jus bit memperlihatkan hasil yang menakjubkan karena manfaatnya melebihi rutinitas olahraga yang teratur dibawah pengawasan pelatih profesional. Ya meskipun rasanya kurang sedap, tapi pengaruhnya bisa dirasakan oleh banyak orang dari berbagai usia, mulai dari mereka yang masih aktif bekerja ke kantor sampai mereka yang pensiun tak punya kantor lagi..Penasaran ingin mencoba buat beet ? Tak ada salahnya jika Anda mencoba sendiri dan buktikan khasiatnya..siapa tahu Anda temukan sesuatu yang baru dalam hidup Anda dari “si umbi merah” ini..Selamat mencoba..

Sumber referensi:

http://elyzhawidi.blogspot.com/2009/09/buah-beet-beetroot.html

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1848508-khasiat-buah-merah/
http://WebMd.com



Wednesday, March 02, 2011

Menghayati pesan Allah dalam surat Al Ashr

Terus terang saja sudah lama saya menghapal surat Al Ashr. Kira-kira di usia 10 tahun saya sudah mulai dapat menghapalnya di luar kepala. Namun butuh waktu cukup lama untuk dapat menghayati maksud dan kandungan surat ini, mungkin karena surat ini diturunkan Allah dengan teks yang cukup singkat.

Ya surat Al Ashr ini hanya terdiri dari 3 ayat dan termasuk di kategorikan banyak orang ke dalam surat-surat pendek. Isi surat Al Ashr ini dalam terjemahan Indonesianya adalah sbb :
(1) Demi Masa. (2) Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal soleh, dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran, dan saling nasehat menasehati dalam kesabaran.

Bagaimana ? Cukup singkat bukan ? Dan dalam perjalanan hidup saya, saya membutuhkan waktu untuk dapat menghayati surat ini dengan penghayatan yang memadai. Saya mencoba memahami pesan Allah ini dengan uraian seperti berikut :

Hidup ini adalah perjalanan, dan Allah memperjalankan kita dengan “waktu” atau “masa” atau kata lainnya “usia”. Kita gunakan saja kata yang pertama, waktu. Dalam setiap detik kehidupan kita, kita selalu bertransaksi dengan kegiatan yang kita lakukan menggunakan waktu”. Artinya, setiap kegiatan yang kita lakukan dalam kehidupan ini, kita akan bayar dengan waktu. Kita bangun pagi, mandi, sarapan, pergi ke kantor dan bekerja adalah pilihan kegiatan dalam kehidupan kita yang kita bayar dengan waktu kita. Ada lagi sebagian orang yang punya kegiatan tidur pagi, bangun siang mandi, makan, sorenya pergi ke bar, malamnya melantai, pulang subuh. Dan itu pilihan kegiatan dalam hidupnya yang harus dia bayar dengan waktu.

Waktu. Ia tak punya titik balik. Ia tak akan kembali. Ia berjalan ke depan dan terus ke depan tanpa pernah kembali ke belakang. Setiap manusia sebelum dilahirkan di muka bumi ini sudah diberi “jatah” waktu (life time, masa hidup kalau barang elekronik). Si A diberi jatah waktu hidup 60 tahun, si B diberi jatah waktu 45 tahun, si C diberi jatah waktu 32 tahun dan seterusnya.

Sehingga sadarkah kita…? Setiap detik yang kita lalui dalam kehidupan ini kita bayar dengan waktu kita. Jadi waktu kita dari detik ke detik akan selalu berkurang. Seperti mesin ATM yang kita gunakan ketika mengambil uang, setelah transaksi berhasil dilaksanakan akan muncul pesan saldo Anda tinggal sekian…Persis seperti waktu yang kita miliki. Kalau saya diberi waktu hidup di dunia selama 40 tahun dan saat ini usia saya 32 tahun, maka saya hanya punya 8 tahun lagi. Maka kalau saya tidak memilih kegiatan yang punya nilai manfaat, saya pasti akan merugi.

Dan pesan Allah selama kita membarterkan waktu kita dengan empat kriteria kegiatan ini, maka dapat dipastikan kita tidak akan merugi. Empat kriteria kegiatan tersebut adalah :
(1) Beriman, ini adalah konsep dasar yang membedakan status kita bekerja di dunia ini akan dinilai oleh Allah atau tidak. Sorry to say, orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, maka kebaikan yang dia lakukan meskipun sebesar gunung Krakatau sekalipun tidak akan dipandang sedikit pun oleh Allah (QS. 3:85).

(2) Beramal sholeh, semua amalan yang diniatkan iklhas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pekerjaan yang baik menurut banyak orang belum tentu bernilai amal sholeh, apabila tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. So, baik belum tentu benar.

(3) Saling menasehati dalam kebaikan, karena hanya kebaikan yang dibalas Allah dengan pahala (QS. 6:160).

(4) Saling menasehati dalam kesabaran, karena dunia ini tempat ujian bagi hamba-hamba Allah..Sabar adalah keadaan dimana orang harus bertahan agar ia berhasil melewati ujian yang Allah berikan. Ketika kita diuji, maka tak ada kondisi yang lebih baik daripada bersabar (QS 2:153-157).

Ya, begitulah pesan Allah yang saya coba untuk pahami dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pesannya adalah :

“Waktu yang kita miliki akan berkurang dari hari ke hari. Maka pilihlah bentuk kegiatan yang termasuk dalam 4 kriteria kegiatan diatas untuk mengisi kehidupan kita dari hari ke hari. Sehingga kita menjadi manusia-manusia yang tidak merugi.”

Terinspirasi dari Kuliah Perdana JK3 UAI, 2 Maret 2011
(Bersamaan dengan tulisan ini dibuat, penulis mendapat kabar duka dari salah seorang teman. Istri sahabat penulis saat sekolah dulu, baru malam ini meninggal dunia saat melahirkan anak kedua. Semoga Allah memberi kebaikan dari musibah ini.)

Pemimpin “rai gedhek”


Dalam masyarakat Jawa dikenal istilah untuk menyebut orang yang tidak tahu malu yaitu rai gedek. Rai berarti muka dan gedek berarti dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Kurang lebih kalau dialihbahasakan artinya “tebal muka atau muka tebal”. Orang-orang dengan karakter “rai gedek” ini biasanya melakukan tindakan tidak pantas yang berdampak buat orang banyak.

Akhir-akhir ini merebak dimana-mana fenomena pemimpin “rai gedhek”. Merasa masih didukung dan dibutuhkan rakyat, mereka mempertahankan kekuasaannya. Padahal jutaan rakyat meminta mereka turun. Presiden Ben Ali, Husni Mubarak dan pemimpin-pemimpin bangsa lainnya adalah sedikit contoh dari pemimpin dengan karakter ini. Puluhan tahun berkuasa ternyata belum juga puas menjadi penguasa. Namun pada saat yang sudah ditakdirkan, semuanya akan berganti seperti yang Allah firmankan di dalam Al Qur’an surat Ali ‘Imron ayat 140 – 141 yang berbunyi ”Hari-hari itu kami pergilirkan di antara manusia, supaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan menjadikan sebagian kalian sebagai syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim. Dan supaya Allah menyaring orang-orang yang beriman dan melenyapkan orang-orang kafir.”

Di negeri kita tercinta pun tidak banyak berbeda. Yang paling “hot” adalah kisah ketua umum PSSI. Seolah menjadi penguasa tiada duanya, teriakan jutaan suporter yang memintanya untuk turun tidak digubris. Bahkan peringatan dari pemerintah pun dicuekin. Mestinya seorang pemimpin bisa menggunakan “head, heart dan gut”-nya sehingga tidak harus terjadi pemaksaan kehendak rakyat untuk menurunkan pimpinannya. Berjiwa besar untuk tahu diri bahwa sudah tidak pantas lagi menjadi pemimpin, adalah tindakan tepat untuk memberikan keadaan terbaik bagi organisasi yang dipimpin.

Beberapa pejabat yang juga tidak “capable” dengan tugasnya, terang-terangan menolak untuk mengundurkan diri. Dengan alasan kalau presiden menyuruh saya berhenti, maka saya berhenti. Berbeda dengan masyarakat Barat yang mengenal guilt feeling dan masyarak Jepang yang menganut shame feeling. Pemimpin kita lebih banyak menganut rai gedhek feeling. Mengutip kumpulan berita dari seorang Jurnalis, Joko Pitono, bahwa seorang Kastaf AD Jerman bernama Jenderal Wolfgang Scheiderhan langsung mengundurkan diri begitu tersiar laporan dirinya menutupi fakta bahwa serangan militer tentara Jerman dalam NATO di Afghanistan pada 24 September lalu telah menewaskan puluhan warga sipil. Contoh lainnya adalah Menkeu Jepang Soichi Nakagawa yang mundur dari jabatannya pada 17 Februari 2009, setelah media melaporkan bahwa dia mabuk dalam konferensi pers di Roma saat pertemuan G-8. Sekitar empat tahun lalu, tepatnya 3 Juli 2007, Menhan Jepang Fumio Kyuma mundur setelah menyatakan bahwa serangan bom atom AS di Hiroshima dan Nagasaki “tidak terhindarkan”. Bahkan tidak sedikit pemimpin Jepang yang harus bunuh diri ketika malu melakukan kesalahan.

Pemimpin kita tak harus bunuh diri ketika malu telah melakukan kesalahan. Karena dalam Islam bunuh diri adalah dosa besar. Yang lebih penting bertaubat dan kembali ke jalan-Nya yang benar. Satu hal yang utama adalah apabila seorang pemimpin merasa sudah tidak pantas lagi menjadi pemimpin, mundur dengan jiwa besar adalah pilihan terbaik. Sebuah pepatah Jawa mungkin sangat tepat buat kita agar tidak menjadi pemimpin “rai gedhek” yang berbunyi : Dadio wong sing iso rumongso, ojo dadi wong sing rumongso iso, yang artinya kurang lebih jadilah orang yang bisa merasa, jangan jadi orang yang merasa bisa.



Website counter