It’s nice Friday(18/3/11).. Khutbah jum’at kali ini berat banget mata rasanya..Selesai jum’atan, ternyata ada makan siang gratis, untuk para undangan pengajian karyawan. Oya, siang ini ada pengajian di kantor. Ya, bekerja di lingkungan Islami enak-nya ya seperti ini..Ada saja yang mengingatkan kita untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta. Kalau waktu dzuhur datang, dengar adzan, bisa ke masjid. Setiap dua minggu sekali ada pengajian, dst..dst..Mungkin sangat berbeda dengan mereka yang bekerja di gedung-gedung pencakat langit, di perusahaan multinasional, sebagian besar energi digunakan totalitas untuk bekerja. Tapi dimana pun kita bekerja, semoga tak lupa niat kita bekerja mencari bekal untuk tempat kembali kita kelak.
Oya, nyambung lagi dengan pengajian karyawan di UAI minggu ini. Nara sumbernya kali ini adalah bapak H. Mahfudh Makmun, pimpinan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Beliau mengangkat tema Keluarga Sakinah. Ga gampang lho menciptakan keluarga sakinah di zaman seperti ini. Tuntutan kehidupan yang tinggi seringkali memaksa suami istri untuk sama-sama bekerja. Akhirnya anak-anak terlantar atau diurus sama pembantu. Parahnya lagi kalau anak salah berteman, bisa narkoba sampai akhirnya over dosis. Banyak lagi masalah keluarga yang membuat suami, istri dan anak-anak mereka seperti berada di ‘neraka’ ketika di rumah, dan akhirnya masing-masing mereka mencari ‘surga’ di luar rumah. Naudzu billahi min dzalik..
Di kota-kota besar seperti Jakarta, tidak sedikit anak-anak yang curhat, mereka bilang saya ini punya ayah seperti tidak punya ayah, punya ibu seperti tidak punya ibu. Siapa yang bertanggungjawab kalau keadaannya sudah seperti ini ? Padahal apa sih tujuannya sebenarnya dari kita berkeluarga? Ujung-ujungnya pasti kita mencari kebahagiaan..lha mau cari apalagi kalau bukan kebahagiaan?
Nah..Rasulullah telah menyampaikan pada kita bahwa ada 4 hal yang membuat bahagia dalam sebuah keluarga. Empat hal tersebut adalah :
1. Istri yang shalihah (atau suami yang shalih)
2. Anak yang berbakti
3. Rezeki yang wasi’ (wasi’ artinya disaat butuh ada)
4. Lingkungan yang di dalamnya orang yang baik-baik
Hendaknya setiap keluarga berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai 4 hal diatas. Carilah istri atau suami yang baik. Kalau kita mau punya pasangan yang baik, kita-nya dulu yang mesti baik. Allah berfirman yang kurang lebih maknya seperti ini : “Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik, laki-laki yang jahat untuk perempuan yang jahat”. Jangan asal pilih pasangan. Setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam mencari pasangan : 1. Agamanya, 2.keturunannya,3.kecantikannya,4. Hartanya.
Selanjutnya, didiklah anak sebaik mungkin. Anak-anak kita tidak hanya perlu cerdas, tapi juga berbakti. Amat sayang kalau anak-anak kita pintar-pintar tapi tidak berbakti kepada orang tuanya. Ga sedikit lho anak macam ini..Anak-anak sekarang suka berulah, dititipin uang buat bayar sekolah malah ditilep buat beli macam-macam. Kasihan kan orang tuanya..Semoga anak-anak kita ga seperti itu ya..
Rezeki yang wasi’ juga menjadi keinginan kita semua. Wasi’ artinya luas. Dalam makna yang lebih luas, wasi’ diartikan sebagai rezeki dimana saat kita butuh selalu ada. Semoga Allah anugerahkan kita semua rezeki yang luas ya..
Terakhir adalah lingkungan yang berisi orang-orang baik. Wah..betul, kalau kita punya tetangga yang baik serasa hidup di ‘surga’-nya dunia kali ya..Saya punya pengalaman tinggal dengan tetangga yang suka ngomongin isinya ragunan. Kadang ibunya bilang “monyet”, dan lain-lainnya..Lama-lama anak-anak kita kan juga bilang ‘monyet’ juga..Kita sudah didik baik-baik di rumah, eh..malah dapat contoh yang jelek dari tetangga. Wah..banyak deh kalau mau diceritain, jadi buat ga betah saat itu. Makanya punya lingkungan yang baik akan sangat berpengaruh pada kebahagian sebuah keluarga.
Semoga Allah mudahkan kita untuk menggapai empat hal diatas ya..sehingga keluarga kita menjadi keluarga sakinah, yang di dalamnya berisi mawaddah (cinta secara fisik) dan rahmah (kasih sayang).
No comments:
Post a Comment