Sunday, March 04, 2007

From Solo with Love (1200 Kilometers Journey)

Sesuai kesepakatan, kami berangkat dari kampus jam 10.15. Setelah empat jam perjalanan, kami beristarahat, sholat dan makan siang di Cirebon pada jam 13.45. Perjalanan kami lanjutkan lagi pada jam 14.38. Luar biasa cepat dan lancar perjalanan hari ini, jam 15.15 kami sudah masuk Jawa Tengah. Hamparan sawah menjadi kenikmatan tesendiri yang tidak biasa kami temukan di kota, begitu pula dengan pasar tumpah yang terlihat sangat ramai hari ini.
Jam 15.40 sore, kami memasuki Kota Tegal. Di kota ini ada sebuah rekor muri yaitu Toilet terbanyak dan terbersih sebanyak 67 buah toilet! Kami pun berhenti untuk mengisi bensin sekalian menguji kebersihan dan kenyamanan toiletnya.
Istirahat Sejenak di Tegal

Karena saking banyaknya toilet, kami tak sempat menghitung benarkah ada 67 toilet. Tapi salut juga melihat toilet sebanyak itu semuanya bersih.
Rekor Muri Pombensin dengan Toilet terbanyak dan terbersih sebanyak 67 Toilet

Perjalanan kami teruskan, hari mulai beranjak malam. Jam 18.40, kami mampir sebentar di Kendal untuk buang air sejenak. Gerimis turun membuat jalanan yang kami lewati basah saat memasuki kota Semarang pada jam 19.00 malam.
Malam ini saya teringat ada big match antara Liverpool dan MU, semoga bisa nonton walaupun sebentar. Jam menunjukkan 20.50 ketika memasuki kota Salatiga, berarti tidak lama lagi akan masuk kota Solo. Dan benar saja pada jam 21.00 malam, kami masuk kota Solo. Berarti 10 jam perjalanan dari Jakarta ke Solo.
Setelah memesan kamar di penginapan, jam 22.00 malam kami berkeliling mencari makan malam di Kota Solo.
Jam 23.30 rasa penat sudah tak bisa ditahan lagi dan kasur empuk pun sudah menanti kami. Istirahat dulu ya...
Pagi harinya, setelah selesai mandi, kami mulai bersiap2 untuk acara besar hari ini. Satu persatu diantara kami mengenakan pakaian batik. Yap...sudah siap semua, kini saatnya berangkat.
Lokasi yang kami cari tidak terlalu sulit ditemukan karena dekat jalan besar. Setelah mencari tempat parkir mobil, kami turun menuju tempat seperti tertera di undangan. Saat kami masuk ke lokasi, belum terlalu banyak orang berkumpul. Kami dipersilahkan untuk masuk ke sebuah tempat yang mirip rumah kecil, ternyata itu adalah Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA). Itulah tempat yang akan menjadi saksi bisu akad nikah pagi ini. Sekitar setengah jam kami menunggu di dalam TPA. Tak lama berselang, mempelai putri diiringi rombongan masuk ke tempat dimana kami sudah menunggu. Kemudian disusul pak Nanang menuju tempat kami dan diiringi rombongan mempelai pria.
Kebetulan petugas dari KUA sudah lebih awal datang dan sudah siap menjalankan tugasnya hari ini. Mulailah acara demi acara akad nikah dilakukan. Saya sendiri kurang begitu paham bahasanya, karena menggunakan bahasa Jawa halus. Sesekali bahasa Indonesia digunakan, terutama saat pembacaan ijab kabul.
Saat-saat bersejarah

Acara akad nikah berlangsung dengan sangat khidmat. Seperti biasa, kelegaan muncul setelah mempelai pria lancar mengucapkan lafadz ijab kabul dan diakhiri oleh petugas pencatat dari KUA yang mengucapkan, "Bagaimana ? Sah ? Serempak semua yang ada mengucap Sahhhhh...!!!!" Maka resmilah prosesi akad nikah hari ini.


Teman sejati menjadi saksi

Selesai acara akad nikah, kami dan para tamu mulai disuguhi minuman dan makanan. Lumayan juga buat ganjal perut, maklum kami belum sempat sarapan.
Selesai acara akad nikah, kami berkumpul sejenak di tempat mempelai pria. Menunggu acara resepsi selanjutnya. Kurang lebih setengah jam, acara resepsi pun dimulai. Mempelai pria, secara beriring dua-dua membentuk barisan panjang, kami juga masuk di dalamnya.
Rombongan mulai menuju ke tempat acara resepsi diadakan. Setelah tiba di depan pintu gerbang, rombongan mempelai pria yang diwakili Ustadz Al Mukarram Suwardi memulai acara seremonial dengan meminta izin agar diterima masuk oleh keluarga mempelai wanita.
Seorang bapak yang diiringi dengan rombongan mempelai wanita sudah siap menyambut di depan pintu gerbang dan mempersilahkan rombongan mempelai pria untuk masuk. Rombongan kami pun memasuki ruangan resepsi dan menikmati suguhan hidangan yang ada. Setelah ruangan dipenuhi oleh para hadirin, seorang bapak yang cukup sepuh diminta hadir untuk membacakan doa. Sangat menyentuh doa yang beliau bacakan. Mungkin beliau membacakannya dari hati, jadi sampai juga ke hati kami.
Acara pambacaan doa selesai. Acara foto-foto pun dimulai. Melihat waktu yang mulai beranjak siang, kami pun memutuskan untuk segera pamit sambil mengucapkan selamat kepada Pak Nanang dan Istrinya Ibu Dwi Rochmawati. Beberapa kali jepretan foto pun diarahkan kepada kami, sayang karena jumlahnya banyak, jadi tidak bisa difoto lengkap bersama, tapi dibagi beberapa bagian.

Acara Jepret-Jepret Foto

Hari sudah menunjukkan jam 10.30. Kami bersegera kembali ke penginapan untuk check out. Mobil yang satunya juga ikut pulang bersama kami. Sehari sebelum kami berangkat kemarin, satu mobil yang mengantar mempelai pria sudah berangkat lebih awal ke Solo.
Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta pada jam 11 siang. Kali ini mobil yang sebelumnya pergi lebih awal ikut pulang bersama dengan rombongan kami. Konvoi 2 mobil beriringan menuju jakarta. Sesekali mobil kami di depan, sesekali mobil yang satu lagi didepan.
Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, kami singgah sebentar di kota Boyolali, beli oleh-oleh buat teman-teman di kampus. Kami kembali mampir di 67 Toilet di kota Tegal, berhenti sejenak di Brebes buat beli oleh-oleh Telur Asin, langsung dari pabriknya lho...
Jam 22.21 kami masuk Tol Cikampek dan akhirnya pada jam 23.25 mobil kami pun memasuki pelataran UAI. Alhamdulillah sampai juga di Jakarta. 1200 kilometer jarak yang sudah ditempuh! Bisa dibayangkan penatnya badan, tapi mungkin lebih terasa lagi buat sang driver. Sepanjang perjalanan pulang, di depan kami ratusan truk sudah siap disalip, mengangkut kontainer yang dikirim ke Jakarta. Wow...berkali-kali kami dibuat sport jantung saat menyalip truk satu demi satu. Memang kalau tidak disalip, bisa sampai pagi baru masuk Jakarta.
Perjalanan kali ini seperti kembali ke masa kecil dulu, melihat ruas-ruas kota yang pernah dilewati, walaupun saat ini sudah tidak seperti dulu lagi. Kota Solo terkesan lebih modern, mal-mal banyak mendominasi wajah kota ketimbang bangunan-bangunan kuno zaman dahulu.
Tak disangka Pak Nanang dapat jodoh orang Solo, memang jodoh urusan Allah, kita hanya berusaha untuk mencarinya, namun Dialah yang mempertemukan kita dengan pilihan hati. Tak tahu dimana, tak tahu kapan.
Selamat buat pak Nanang ! Satu doa yang bisa saya berikan semoga Pak Nanang dan istri dapat membangun sebuah keluarga sakinah ma waddah wa rahmah.
”Baarakallahu laka wa baraka ’alaika wa jama’a bainakuma filkhoir”
”Semoga Allah melimpahkan barakah dan menyatukan kalian berdua dalam kebaikan”.

Saya berharap, saya masih bisa mengucapkan doa diatas untuk teman-teman lainnya yang segera menyusul Pak Nanang maupun yang masih mencari belahan jiwa.

-------------------------
Buat yang dalam waktu dekat menyusul pak Nanang, semoga Allah memberikan kemudahan untuk menyegerakan pernikahannya.
Buat yang masih mencari, perbaiki diri lagi agar dapat yang baik. Sebab orang-orang yang baik untuk orang-orang yang baik juga. Niatkan ibadah dalam melaksanakan sunnah nabi.
Buat yang masih mencari tapi belum dapat-dapat...jangan resah,tetap ikhtiar dan berdoa semoga Allah mempersiapkan pasangan yang lebih baik daripada pilihan-pilihan sebelumnya.
---------------------------------

No comments:




Website counter