Tuesday, June 28, 2011

Bagaimana Membuat Orang Membicarakan Merek Anda ?

Berikut ini ada artikel bagus tentang WOM (Word of Mouth) dari John Moore, seorang Marketing Strategist pada Brand Autopsy Marketing Practice dan Konsultan untuk WOMMA. Saya meng-alihbahasakannya secara bebas agar bisa lebih banyak orang yang dapat mengambil manfaat dari artikel ini.

Talkable brands atau bahasa sederhananya “merek yang bisa berbicara” tidak bergantung pada iklan yang mahal untuk meningkatkan penjualan. Merek yang Talkable ‘menyelinap’ ke dalam percakapan customer mereka sebagai kendaraan iklan utama mereka, tentu saja dengan harga yang murah bahkan free! Merek-merek seperti ini memanfaatkan penggunaan pemasaran ‘dari mulut ke mulut (WOM)’ yang tidak hanya meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap merek, tetapi juga meningkatkan penjualan.

Starbucks Coffee adalah salah satu merek yang talkable. Begitu juga dengan Whole Foods Market. Bukan suatu kebetulan kedua merek ini berkembang dari bisnis lokal menuju merek regional dan akhirnya sampai menjadi ikon global. Kedua merek tersebut membuat beberapa keputusan dengan sengaja untuk ‘membakar’ pemasaran dari mulut ke mulut ke dalam cara mereka melakukan bisnis yang tidak hanya untuk satu hari saja, tetapi itu terjadi untuk setiap hari.

Sebagai seorang manajer pemasaran Starbucks di dalam tahun-tahun awal perkembangannya dan sebagai seorang direktur pemasaran Whole Foods, John Moore merasa beruntung dapat menyaksikan dan ambil bagian dalam berbagai metode yang digunakan oleh merek-merek ini untuk membuat para konsumen berbicara tentang merek mereka.
Membuat konsumen membicarakan merek anda bukanlah sesuatu yang sulit seperti yang anda bayangkan. Prosesnya dimulai dengan membuat keputusan untuk menjadi ‘obvious’ (jelas nyata), ‘remarkable’ (luar biasa) dan ‘conversational’ (bersifat percakapan), demikian jelas John Moore.

Merek yang talkable seperti Starbucks dan Whole Foods adalah nyata dalam hal sesuatu yang mereka wakili. Starbucks mewakili bolder (sesuatu yang berani, tegas, hebat), dengan kopi yang memiliki cita rasa lebih. Whole Foods mewakili toko bahan makanan yang alami dan organik. Dengan keputusan yang diambil sengaja untuk mewakili sesuatu, kedua perusahaan ini dikenal memiliki ‘sudut pandang’ yang unik.

Whole Foods Market tidak menjual produk-produk dengan bahan tiruan. Perusahaan tersebut secara ‘jelas dan nyata’ dalam pendiriannya menentang bahan-bahan tiruan. Di dalam websitenya, Whole Foods mencantumkan sebuah daftar panjang dari bahan-bahan yang ditolak dan tidak diizinkan untuk mereka jual.

Jika anda mondar mandir melewati gang soft drink di Whole Foods, maka anda tidak akan melihat merek-merek seperti Coca-Cola, Pepsi, atau Dr. Pepper. Setiap soda-soda best-selling tersebut dibuat dengan bahan tiruan. Sebagai ganti dari soda-soda populer tersebut, anda akan melihat merek-merek yang tidak ‘familiar’ seperti Izze, Maine Root, dan Blue Sky pada rak-rak di Whole Foods.

Dengan menjadi nyata pada sesuatu yang diwakili, Whole Foods Market tampak lebih orisinil. Dan itulah pelajaran yang dapat diambil oleh merek-merek lainnya – semakin nyata anda, semakin orisinil anda terlihat.

Pemasar terkenal dan pengarang Seth Godin mengatakan, “ Kamu adalah luar biasa atau tidak kelihatan. Ambillah pilihanmu”. Merek yang Talkable memutuskan untuk menjadi luar biasa dengan mendapatkan opini-opini dari pelanggannya.

Starbucks secara sengaja mencari opini-opini dari pelanggannya. Berpikir tentang kunjungan pertama anda ke Starbucks dan anda akan teringat menjadi bingung dengan nama-nama aneh mereka untuk “ukuran minuman dan barista (orang yang membuat minuman di kedai kopi) Starbucks berbahasa aneh yang digunakan untuk memanggil pesanan minuman. Sebagai contohsebutan “ a tall” adalah diperuntukkan untuk sesuatu yang sungguh kecil, dan “a venti” adalah sesuatu yang ekstra besar. Jangan berpikir sedetikpun anda tidak belajar bagaimana memesan minuman favorit anda dalam dialek Starbucks yang sempurna. Anda pasti belajar. Dan dengan pelanggan mempelajari untuk mengatakan “grande non-fat extra hot, two-pump vanilla, one-pump hazelnut, no-foam latte” adalah cara lain Starbucks untuk menjadi luar biasa dan menjadi merek yang Talkable.

Bahasa Starbucks yang unik adalah polarizing (polarisasi / peng-kutub-an). Beberapa orang menyukainya, dan yang lain membencinya. Starbucks mengetahui cara polarisasinya yang membuat seluruh proses pembelian secangkir kopi yang biasa menjadi tidak biasa. Sehingga sesuatu yang tidak biasa tersebut memicu perbincangan dengan sesama pelanggan.
Merek yang Talkable mengikuti perbincangan dimana saja customer berbicara. Customer sebagaimana yang kita ketahui, adalah “suatu kumpulan yang suka berbicara”. Keller Fay Group, sebuah perusahaan riset pemasaran, memperkirakan orang Amerika mengambil bagian dalam 125 perbincangan setiap minggu dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja mereka yang membahas produk dan servis. Dari semua percakapan tersebut, merek-merek spesifik disebutkan lebih dari 60 kali.

Hari ini, percakapan-percakapan yang terkait dengan merek-merek tersebut diperkuat melalui website media sosial seperti Facebook dan Twitter. Baik Starbucks dan Whole Foods secara aktif kedua-duanya berpartisipasi dalam percakapan online dengan para customer. (Starbucks memiliki lebih dari 23 juta fans di Facebook dan Whole Foods memiliki sekitar 2 juta pengikut di Twitter).

Starbucks dan Whole Foods tidak menggunakan Facebook dan Twitter sebagai saluran siaran untuk berbicara tentang promosi dan produk baru. Mereka justru menggunakan media utama berupa website-website media sosial sebagai saluran pendengar untuk menyediakan layanan pelanggan yang lebih baik.

Sebagai contoh, Whole Foods secara aktif merespon beberapa komentar dan pertanyaan orang-orang tentang perusahaannya di Twitter. Sembilan dari sepuluh tweets dari Whole Foods pada Twitter adalah tanggapan perusahaan terhadap seseorang yang mengirimkan tweet. Whole Foods memiliki strategi media sosial yang dirancang khusus yang dapat melibatkan kegiatan mendengar dan merespon daripada hanya sekedar berbicara.

Bisnis Anda dapat mulai menjadi merek yang lebih Talkable dengan memutuskan menjadi unik (unique), selanjutnya menjadi luar biasa (remarkable) setiap harinya dan dengan memutuskan untuk selalu menjadi perbincangan (conversational) melalui media sosial.

Monday, June 13, 2011

Mayoritas pemuda muslim Indonesia tolak poligami ?

Lembaga Survey Indonesia (LSI) bekerjasama dengan Goethe Institut, Friedrich Naumann Stiftung dan Fur Die Freiheit membuat survey untuk melihat sikap pemuda muslim terhadap poligami. Hasil survey tersebut mengungkapkan data bahwa 52,9 persen pemuda muslim menolak poligami dan 32,9 persen sangat menentang poligami. Total 85,9 persen yang menolak poligami, demikian disampaikan oleh Burhanuddin Muhtadi dari LSI (detik.com).

Survey tersebut dilakukan pada 1496 responden di seluruh Indonesia mulai usia 15 hingga 25 tahun. Pendidikan responden bervariasi mulai dari SD hingga universitas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dari tanggal 18-26 November 2010 dengan margin error sekitar 2,6 persen.

Benarkah para pemuda muslim tersebut menolak poligami ? Ataukah Lembaga Survey LSI yang salah bertanya kepada mereka ?

Poligami sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an surat An Nisa' ayat ke-3 adalah sebuah jalan keluar bagi muslim yang mampu berbuat adil, terutama kepada istri-istri mereka. Namun ayat tersebut menegaskan bahwa jika seorang muslim takut tidak bisa berlaku adil maka CUKUP SATU saja..Jadi pada dasarnya monogami adalah semangat dari ayat tersebut, khususnya bagi kebanyakan orang yang tidak mampu adil.

Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada kita di kemudian hari. Barangkali sang istri atau suami mandul, atau sakit, atau tertimpa sesuatu yang jalan keluarnya adalah poligami maka Islam telah menyediakan jalan keluar tersebut. Namun yang kita lihat, banyak orang yang memanfaatkan ayat tersebut untuk berpoligami tanpa alasan yang jelas.

Sayangnya..tidak sedikit umat Islam, baik yang laki-laki apalagi perempuan menentang poligami. Perlu kita sadari bahwa bagaimanapun poligami telah menjadi bagian dari Islam. Karena ia menjadi bagian dari Islam, maka hendaklah orang muslim yang laki-laki dan perempuan tidak menentang aturan Islam yang itu berarti aturan Allah.

Allah berfirman dalam Qur'an bahwa "Tidaklah patut laki-laki muslim dan perempuan muslim jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu dari urusan mereka, maka mereka memilih pilihan lainnya. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah sesat sesesat-sesatnya.."

Saran saya..sebaiknya seorang muslim bersikap positif terhadap semua pesan dari Allah..jangan menggunakan perasaan, karena perasaan tidak selalu menunjukkan kebenaran. Bagi mereka yang tidak mampu berbuat adil, maka satu saja cukup bagi mereka..dan jika mereka merasa mampu berbuat adil, coba dipikir-pikir lagi apakah memang perlu berpoligami ?

Oya..kita juga perlu cermati statement pada hasil survey LSI tersebut. Mayoritas pemuda muslim Indonesia menolak poligami..Kesannya mayoritas muslim menentang poligami, padahal bisa saja mayoritas mereka hanya memilih untuk monogami, tapi bukan menentang poligami. Jadi hati-hati juga menafsirkan headline berita, apalagi survey..Namanya juga berita biar menarik..Barangkali judul diatas ada baiknya jika diganti dengan "Mayoritas pemuda muslim Indonesia memilih monogami", bagaimana menurut anda ?

Kata-Kata Cinta yang sayang untuk dibuang..

Pagi ini saat aku hendak berangkat ke kantor..ku lihat kembali undangan pernikahan anak Pak Asmawi, driver kantor, yang baru minggu lalu menikah. Aku bolak-balik undangan berwarna kuning itu dan mataku tertuju pada sebuah ungkapan doa yang cantik sekali...

Aku tuliskan disini agar aku dan orang-orang yang mengunjungi blog-ku bisa selalu mencintai Allah...sang Pemilik Kehidupan yang Penuh Kasih dan Sayang..

Allahu Robbi..
Aku minta izin bila suatu saat aku jatuh cinta
jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Robbi..
Aku punya pinta bila suatu saat aku jatuh cinta
penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Robbi..
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta pilihkan untukku
seorang yang hatinya penuh kasih-Mu dan
membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Robbi..
Pintaku terakhir adalah seandainya ku jatuh cinta
jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
anugerahkanlah aku cinta-Mu..
cinta yang tak akan putus oleh waktu

Apa sebab Barat maju jauh meninggalkan umat Islam ?

Siang ini giliran Dr. Ade Djamal yang menyampaikan kultum di Masjid Agung Al-Azhar. Menarik pikirku..karena aku tahu bapak yang satu ini jarang bertindak sebagai penceramah karena latar belakang beliau di dunia komputer. Karena latar belakangnya itulah, kini beliau menjabat sebagai ketua program studi Teknik Informatika Universitas Al Azhar Indonesia.

Aku sempatkan diriku untuk duduk lebih lama mendengarkan kultum dari beliau. Tema yang beliau ambil kali ini cukup menarik. Mengapa Barat lebih maju daripada umat Islam saat ini ? Terus terang aku juga sudah lama ingin tahu mengapa ?

Ada orang yang mengatakan bahwa Barat saat ini maju adalah karena mereka meninggalkan ajaran agama mereka. Demikian halnya umat Islam saat ini mundur juga karena meninggalkan ajaran agama mereka. Perlu dicatat disini, yang ditinggalkan bukan agamanya, tapi ajarannya!

Beliau menjelaskan bahwa masyarakat di Eropa kini mulai banyak yang meninggalkan tempat ibadah mereka, hanya orang tua-orang tua yang masih terlihat mendatangi tempat ibadah mereka. Kebetulan beliau cukup lama tinggal di Eropa jadi cukup tahu kondisi masyarakat di Eropa sana. Beliau adalah lulusan dari Delft University di Belanda. Jadi cukup beralasan pernyataan diatas bahwa orang Barat meninggalkan ajaran mereka.

Namun tidak sama halnya dengan orang Islam. Saat ini kita bisa melihat masjid-masjid kita meskipun tidak penuh dengan jamaah, tapi setidaknya juga tidak kosong. Terlebih lagi jika pada hari Jumat, selalu kita kerumunan orang memenuhi masjid-masjid dimanapun berada.

Pak Ade, kita panggil saja begitu, ternyata tidak terlalu setuju dengan pernyataan tersebut. Beliau menganalisa bahwa bukan hanya itu sebab mengapa umat Islam tertinggal. Kalau beliau perhatikan penduduk di Eropa, ternyata masyarakat Eropa memiliki perilaku kehidupan yang baik, di Islam kita menyebutnya dengan Akhlak. Ya, akhlak atau dalam penerapannya bisa mencakup etika, moral, dan lain-lain istilah yang intinya berbuat baik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Eropa. Masyarakatnya lho..bukan pemimpinnya! Karena boleh jadi pemimpin mereka tidak memiliki etika seperti yang dimiliki masyarakatnya.

Pak Ade memberi contoh akhlak masyarakat Eropa dengan menunjukkan betapa bersihnya kota-kota dan rumah-rumah mereka. Mereka menjaga kejujuran, menghindari berbuat curang dan patuh pada aturan yang berlaku.

Berbeda dengan umat Islam yang saat ini cenderung meninggalkan akhlak Islam. Padahal perintah untuk berakhlak baik banyak sekali tercantum dalam Al Qur'an. Bahkan Nabi Muhammad diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan Akhlak sehingga beliau menjadi panutan, suri tauladan bagi orang-orang yang ingin memiliki akhlak yang mulia.

Di akhir kultumnya, Pak Ade menceritakan sebuah kejadian yang beliau alami langsung. Ketika beliau studi di Eropa, beliau mengajak anak istrinya untuk tinggal bersama beliau disana. Pada saat istri beliau datang pertama kali ke Eropa dengan membawa sejumlah uang yang disimpan dalam sebuah dompet, ternyata dompet istri beliau terjatuh. Padahal di dalam dompet itu isinya semua uang yang telah disiapkan dari Indonesia.

Segera beliau dan istri melaporkan kehilangan tersebut ke polisi. Keesokan harinya, Pak Ade ditelpon oleh polisi untuk mengambil dompet yang hilang kemarin. Pak Ade dan istri sudah menduga bahwa isinya pasti sudah habis..ya sudah pasrah saja. Ketika sampai di kantor polisi, ternyata dompet beserta isinya tidak ada yang hilang..tidak satu lembar pun uang yang hilang! Ternyata ada seorang ibu yang menemukan dompet tersebut dan melaporkannya pada polisi.

Bandingkan dengan di Indonesia! Jangankan dompet yang jatuh, bahkan dompet yang disimpan di saku celana saja dicopet. Saya bahkan sudah berulangkali dicopet..demikian ungkap pak Ade.

Ya, apa yang disampaikan oleh Pak Ade ini pelajaran, bahwa sudah cukup banyak ajaran agama kita yang kita tinggalkan, sehingga kalau saat ini kita jadi seperti saat ini, jangan menyalahkan siapa-siapa. Salahkan diri kita yang tidak berakhlak mulia sehingga tak pantas menjadi bangsa yang maju.

Kalau kita lihat kondisi bangsa kita saat ini, korupsi sudah terdistribusi merata, hampir di setiap lini kehidupan di negeri ini ada bau-bau korupsinya. Tak tahulah..akan menjadi seperti apa bangsa ini ke depan. Tapi setidaknya kita jangan ikut-ikutan seperti mereka yang rusak. Tetaplah berada di jalan yang Allah ridhoi. Dengan segenap kekuatan yang ada, kita harus berusaha untuk berbuat baik, mengamalkan akhlakul karimah, kepada siapa saja..dimana saja..kapan saja..

Semoga masih banyak orang-orang di negeri ini yang berakhlak baik, agar bangsa yang mayoritasnya adalah umat Islam dan ber-Tuhan tidak semakin tertinggal di banding bangsa-bangsa yang tidak memiliki Tuhan.



Website counter